2 Mar 2010

Pagi Musim Semi

Ingin ku berselimut dengan keringnya daun thut
Agar ku bisa merasakan kehangatan
Lewat persembahan alam ini
Tapi ternyata daun thut yang kering sudah sirna
Digantikan kuncup-kuncup daun nan hijau berkilau
Oo... tak kusangka musim dingin begitu cepat berlalu

Burung asfur berarak-arakan terbang kesana kemari
Hingga akhirnya hinggap di pelepah kurma
Mereka berbaris tak rapi
Bahkan ada yang berdiri membelakangi
Kulihat mereka saling berkomunikasi
Entah mereka bersendau gurau
Atau mereka berdiskusi tentang isu
Global warming abad ini
Aku tak tau

Pagi ini musim semi benar-benar menunjukan jati diri
Sejuk udaranya membuat butiran-butran pasir
Keenakan tidur atau justru membuat pasir
Sujud bersimpuh pada pencipta untuk menghaturkan syukur

Wahai Tuhan pencipta musim yang silih berganti
Seiring musim semi
Semikanlah juga fikiran ini
Agar ku mampu memahami
Baris-baris huruf hijaiyah diatas putih kertas

Wahai tuhan yang menerbangkan burung asfur
Bersama musim semi
Semikanlah juga hati ini
Agar mampu menumbuhkan
Kuncup-kuncup keimanan pada sanubari

Wahai Tuhan pemberi kesejukan di pagi hari
Jangan jadikan musim semi ini
Membuatku tertidur pulas
Dan hanya menjadi target dari kebrutalan
Seribu kompi pasukan "tinggi"

Aku berjanji tidak akan membiarkan
Satu iblispun dahak dan berak diatas kepalaku
Sebab sudah terlalu sering iblis menaburkan
Bibit-bibit jemu dalam setiap tindak tandukku

Aku berjanji pada musim semi tahun ini
Bahwa aku akan menyemikan pula jiwa ini
Sebab tugasku masih terus berjalan mengikuti langkahku
Tugasku sebagai seorang mahluk
Ku harus mematuhi hukum sang kholiq
Sebagai seorang suami
Sudah barang tentu
Ku harus bisa memberi nafkah istri
Sebagai seorang anak
Aku juga berkewajiban berbakti mengabdi kepada ibu dan abi
Ditambah lagi sebagai seorang santri
Ku harus mampu mengerti dan memahami
Apa yang beerhamburan dari mulut dosen-dosen azhari

Ada sebagian teman yang tak percaya dan berujar
Bahwa aku tak mungkin sanggup menyukseskan semua itu

Tapi aku masih yakin sampai saat ini
Sampai puisi ini aku tanda tangani
Aku yakin bahwa ular itu mempunyai ketiak
Mungkin bagi orang lain itu mustahil dan bahkan dianggap gila
Tapi bagiku itu adalah kenyataan
Yang kelak akan aku tunjukan dan aku perlihatkan pada semua orang


lintang_kemukus 3 Maret 2009
Comments
0 Comments