Tenggelam dalam kesendirian
Merasa diriku tak punya kawan
Ingin ku menelesup dalam barisan tentara majapahit
Agar aku tak lagi kesepian
Alangakah semaraknya
Alangkah riangnya
Sambil mengayunkan pedang
Sesekali ku meneguk darah-darah yang bercucuran
Membuang dahaga di dalam dada
Namun sayang beribu sayang
Aku tak lagi hidup di zaman pedang
Ada yang aneh
Aku merasa ada yang aneh
Kurasakan tangan lembut menjulur-julur
Membelai manja dari balik punggungku
Mencoba menguji perasaanku
Ada keraguan ada ketidak percayaan
Tapi ku beranikan diri menoleh kebelakang
Tak kusangka wajahnya yang elok
Menyapaku dengan indahnya
Bibirnya yang manis mempersembahkan senyum yang tak ada taranya
Dan hembusan nafas yang keluar dari mulutnya
Mebuatku lupa segalanya
Angin genit membelai kerudungnya
Mencari-cari kesempatan menyibak
Untuk mengintip hitam rambut yang mempesona
Ku yakin ini bukan fatamorgana
Sebab hangat peluknya
Mampu membuat pori-pori menangis bahagia
Dan kubenar-benar mencium aroma yang nyata
Dari lengkuk lehernya
Diakah itu?
Sudah lama aku tak menatap cantik matanya
Ingin ku benamkan tubuhku dalam tubuhnya
Kulumat habis-habisan madu di bibirnya
Kubelai mesra hitam rambutnya
Kuhisap dalam-dalam aroma tubuhnya
Kunikmati merdu desahannya
Dan kuteguk kuat-kuat keringatnya
Jangan!
Jangan sentuh sedikitpun tubuhnya
Dan jangan pernah meneguk setetespun dari keringatnya
Sebab aku tidak hidup dizaman pedang
Tapi aku hidup dizaman sekarang
Dia hanyalah masa lalu
Yang mencoba menguji perasaanku
Lintang_kemukus 2 juni 2009