4 Mar 2010

Pirates Island/Pulau Bajak Laut

Ada sebuah pulau kecil yang tidak tercantum di peta, letaknya dekat dengan pesisir Florida dan ia merupakan pulau terakhir sepanjang teluk Mexico, ia biasa di sebut "Key West" jaraknya sekitar 90 km dari Kuba. Pulau ini mempunyai daya tarik tersendiri, dan dari sinilah para seniman mendapat inspirasi untuk menulis tentang bajak laut.

Dulu Key West merupakan pelabuhan terhebat milik bajak laut, dan di pelabuhan itu juga kapal-kapal imperial sering berlalu-lalang antara Eropa dan Amerika latin, dan pada saat itu pula muncul para penjajah Portugal dan Spanyol. Namun peperangan sengit para bajak laut baru nampak ditahun 20an abad ke19. Kemudian para bajak laut itu meninggalkan pulau tersebut dan akhirnya ia sempat terlupakan sampai munculnya para seniman dan penulis yang mampu mendobrak kembali tentang pulau itu, tepetnya tahun 1920-an.

Orang yang pertama kali mengungkap tentang hal ini adalah penyair Amerika Walls Stevanus tahun 1922, ia menulis sebuah sajak yang berjudul " Runtuhnya Key West ", didalam sajak itu tersirat sebuah nyanyian tentang kisah manusia, laut, dan pulau-pulau.

" Laut tak kan menerima....begitu juga pulau-pulau....suara laut dan lagu bukanlah dua suara yang saling bersahutan...namun lagu itulah yang sedang bernyanyi...bukanlah laut "

Sejak saat itu, lebih dari 60 penulis mulai menyoroti tentang pulau sihir itu. Mulai dari penyair, Theater man, sampai penulis skenario, diantaranya adalah Robert Frost, John Daus B, dan yang lainya, juga para produser dan artis artis ikut andil. Perlu diketahui, bahwa kehadiran para seniman dan penulis-penulis besar di pulau itu, melahirkan sebuah persaingan ketat yang tak mudah untuk ditembus. Bagi para penulis itu sendiri, persaingan ini akan mempersulit jalannya aksi pengenalan budaya-budaya mereka kepaa penduduk pribuminya, karena bagaimanapun, munculnya puluhan penulis dan penyair itu bagaikan gelombang besar yang menerjang dunia sastra di Amerika.

Tentang Bajak Laut Yang Ada di Key West

Dulu, diantara bajak-bajak laut, terdapat seorang wanita yang luar biasa dibandingkan laki-laki, ia pandai menembak, membidik sasaran, juga pandai memainkan pedang, namanya Ann Bowny. Kemudian seorang Mary Ryd yang dengan gagah berani memimpin sebuah peperangan sengit. Ia tertangkap oleh kapal musuhnya, lalu ia membuat para awak kapal kebingungan lantaran ia menjerit dan mengumpat. Ketika ia ditawan dan dibawa ke pengadilan, dengan lantang ia berkata pada hakim :" sebaik-baik hukuman adalah hukuman gantung, karena kalau tidak, para penakut akan berubah menjadi pembajak, dan para pemberani akan mati kelaparan "

Adapun bajak laut laki-laki, yang paling terkenal adalah kapten Taisyin, yang sering dijuluki "janggut hitam", ia selalu memakai ikat pinggang yang diselipi dengan pistol. Pada saat-saat genting, ia biasa menggunakan dua pistol sekaligus untuk membantai musuhnya. Keunikannya yang lain adalah, ia selalu menaburkan serbuk putih dijanggut dan kepang rambutnya sebelum menyerang musuh. Kemudian ia menyerang sambil berseru : "aku adalah anak syetan ".

Kapten Taisyin selalu menghibur pasukanya ktika kalah perang, seraya mengatakan :" aku dan syetan tahu dimana barang-barang kita disembunyikan, dan barang siapa yang bertahan hidup paling lama, maka ialah yang berkak menguaainya ". Namun barang-barang yang telah dirampas itu tak kunjung ditemukan, tidak oleh kapten maupun syetan, karena kapal yang membawa barang-barang itu tenggelam didasar laut setelah terjadi pertumpahan darah.

Kita kembali ke pembahasan cerita, film, dan kisah-kisah unik tentang bajak laut. Diantara kisah-kisah itu, tentu aa yang buruk ada juga yang baik. Adapula kisah untuk anak-anak yang mulai menyebar keseantero Eropa dan Spanyol, diantaranya berjudul Kapten Berdarah, Pelikan Hitam, Si janggut Hitam, Ann putri Andeys, Kerajaan Bajak Laut, elang laut, Elang Emas, Badai diatas Jamaika, Bajak Laut Toroblus, syetan Kapal Bajak Laut, bajak Laut sungai darah, Penunggang tujuh Laut, Hantu Janggut Hitam, Para bajak Laut yang Mulia, Janggut Kuning.

Para Penulis Menyerbu Key West

John Daus mengundang Arnost Himinkway ke Key West melalui surat yang dikirimkannya pada akhir tahun 20an, yang isinya : Key West akan memberikanmu kesan bahwa kau hidup di alam mimpi, sampai – sampai si lemah " hym..." mampu menggerakkan tulangnya.

Himingway pertama kali tiba di key West tahun 1928, bersama istri keduanya Paulin. Ia berangkat dari Kuba. Sebenarnya ia berencana tinggal disana sekitar seminggu, namun keindahan Key West telah merayunya untuk tetap menetap sampai kelar enam bulan.

Pada tahun 1931, ia membeli sebuah fila tua yang terbuat dari batu. Kemudian setelah mengalami beberapa renovasi, fila ini disulap menjadi sebuah tempat peristirahatan paling elegan dipulau itu. Ia mendiaminya sampai ia bercerai dengan Paulin tahun 1939, kemudian ia kembali ke Kuba dan bertemu dengan seorang jurnalist Marta Joulhorn, yang tak lama kemudian ia pun menjadi istri ketiganya.

Waktu 10 tahun yang dihabiskan Himinkway di Key West, adalah masa – masa paling indah dalam hidupnya. Kenapa? Karena saat-saat itulah puncak dedikasinya terhadap satra, ia menjadi terkenal dan hasil karyanya mulai mencuat dikalangan generasi setelahnya. Ia telah melahirkan karyanya yang terpenting, yaitu " Hentikan Perang ", juga "Kematian diambang Pintu", "Anda Menguasai atau Dikuasai", "Bukit-bukit Hijau Afrika", "Untuk Siapa Lonceng Berbunyi".

Selama 10 tahun itu juga menjadi saksi bisu hidupnya, ada keselarasan tersendiri antara diri dan hobinya. Ia selalu membiasakan untuk bangun pagi setiap hari, lalu menulis sampai jam sebelasan, kemudian ia menuju "Beler" kapalnya dan berpetualang diatas air, dan tak kembali sampai mendapatkan ikan "romuh" yang buas target buruannya. Katanya, ikan 'romuh"gerakannya secepat cahaya, ia kuat seperti iil, gigi-giginya laksana baja. Himinkway adalah sosok pembenci ikan piaster ganas yang berkeliaran diperaran Key West, tiapkali ia menemuinya langsung ditembak. Terkadang ia juga berburu Tuna raksasa", yang beratny mencapai 280kg, dan tak kan bisa dikkendalikan kekuatannya kecuali setelah dicekoki banyak makanan. Dari sini Himinkway mendapat inspirasi untuk karyanya"Hantu dan Laut"yang berhasil meraih nobel sastra tahun 1954.

Setelah menepi bersama hasil buruannya, kelelahan mulai menghiasi wajahnya. Ia tidak mungkin mengangkat ikan sendiri tanpa menggunakan dongkrak, ketika ikan tersebut meluncur dari atas dongkrak, bentuknya seperti sarung tinju.

Keberadaan Himinkway di Key West masih diakui lewat foto-fotonya yang terpajang didinding jalan "dopal" dipusat pulau, ia tetap khas dengan kaos dan bentuk kumisnya.

Rumah yang pernah ia diami, telah beralh menjadi museum, sejak ia bunuh diri tahun 1961. Disetiap kamarnya masih tersimpan suvenir-suvenir yang ia kumpulkan selama perjalanan hidupnya, diantaranya ada alat berburu, medali militer yang ia dapatkan dari Italy di akhir PD1 tahun 1918, ia berjasa sebagai perawat dan berpartisipasi dalam menolong 237 korban luka-luka.

Kamar yang biasa ia gunakan untuk menulis masih seperti semula. Sebuah kamar yang besar, didalamnya terdapat mesin ketik elegan yang bersanding dengan kursi kebesarannya yang alas dan sandarannya terbuat dari rumput kering.

Dikamarnya terdapat dua jendela yang dari sana terlihat barisan pohon pisang yang mengelilingi kolam renang. Kolam ini dibuat oleh Paulin, istri keduanya pada tahun 1936 ketika Himinkway pergi ke spanyol untuk menjadi delegasi jurnalistik selama terjadi perang diSpanyol.

Paulin ingin memberi kejutan pada suaminya ketika kembali nanti. Karena kolam renang ini adalah kolam yang pertamakali di Key West. Hasilnya, benar-benar mengejutkan sekaligus mengenaskan,karena kolam inilah penyebab berlangsungnya pertengkaran antara pasutri itu hingga akhirnya bercerai. Sebagaimana museum Himinkway di Kuba yang banyak kucingnya, di Key West pun begitu.

Setelah itu, setiap bulan juli pasti museum Himinkway dan kafetaria di Key West penuh oleh kunjungan para Himinkway-Himinkway baru untuk mengingat kematian Himinkway.yang asli. Mereka biasa merayakannya dengan minum-minum. Kemudian setiap saat mulai bermunculan wajah-wajah baru Himnkway.

Adapun penulis lain seperti Tansy Williams, betah menikmati pulang perginya di Key West selama 30 tahun. Karya-karyanyapun tak kalah banyak, begitu juga rumahnya beralih menjadi museum yang diberi nama "Markas Penilitian Bahari". Dipulau Key West pula ia meluncurkan skenario drama yang terkenal "Tato Mawar", yang kemudian diangkat ke layar lebar pada tahun 1955. Artisnya Marlon Brando dan Anna Manyani, mereka berhasil meraih piala Oskar atas aktingnya di film ini.
Comments
0 Comments