4 Oct 2012

Pemahaman Dasar Tentang Tuyul


Sesuai janji saya, kita telah sedikit mempelajari ke-ghoib-an dalam tulisan sebelumnya tentang keterhubungan alam jin dan alam manusia.

Maka tibalah saatnya, kita mencoba fokus pada sebuah permasalahan. Pada kesempatqan kali ini, saya akan mencoba fokus pada Tuyul.

Dimana nantinya, tulisan ini akan mengulas secara ringkas. Siapakah Tuyul itu, hubungannya dengan manusia, serta dampak atau efek dari keterikatan tuyul dengan manusia atupun sebaliknya.

Saya akan sedikit mengulang dari apa yang sempat saya sampaikan pada postingan sebelumnya. Alam jin dan alam manusia mempunyai keterkaitan yang sungguh sangat tidak bisa terbantahkan. Hal kecil yang paling dekat untuk kita ambil contoh adalah peristiwa tuyul yang mencuri uang manusia.

Jika kita menelusuri artikel tentang tuyul dalam Wikipedia bahasa Indonesia, sangat sedikit sekali info yang akan kita dapatkan. Bahkan salah satu argumen wikipedia tidak bisa saya benarkan. ini linknya

Tuyul bukanlah dari janin yang keguguran ataupun bayi yang meninggal ketika lahir. Bayi adalah Manusia.

Tuyul ya tuyul, yaitu salah satu spesies dari mahluk jin.

Apakah kehidupan dalam dunia tuyul sama seperti manusia, dimana mereka membutuhkan makan, berkeluarga, bermasyarakat, bahkan beranak pinak dan akhirnya meninggal?

JIka kita sepakat tuyul termasuk jin, maka jawabannya adalah YA. Karena jin juga sama seperti manusia, bahkan ada jin muslim dan jin kafir.

Lalu, ketika mereka juga sama seperti kita, lantas, mungkinkah dalam dunia mereka juga terjadi krisis ekonomi seperti di dunia kita? jawabannya lagi-lagi YA, tapi untuk yang satu ini adalah analisa saya sendiri.

Saya secara pasti belum menemukan referensi yang akurat. Hanya saja metode yang saya pakai adalah Mafhum Muwafaqoh dengan kehidupan manusia.

Tuyul sering dipergunakan jasanya oleh manusia. Hanya saja seringnya dipekerjakan untuk hal-hal yang memang dilarang. Mencuri uang dan mencuri perhiasan.

Pada abad 21 sekarang ini, cerita tentang tuyul mulai jarang kita dengar, mungkin karena tergerus aleh berita politik dan korupsi berjamaah para anggota DPR. Atau memang dalam prakteknya, kegiatan ini sudah sangat langka dilakukan oleh masyarakat.

Ada hal yang menurut saya sangat menarik untuk kita bahas.

kerjasama yang dilakukan antara tuyul dengan manusia bukanlah kerjasama yang sifatnya gotong royong atau saling membantu tanpa adanya upah mengupah. Namun pastinya, kerjasama mereka adalah kerjasama yang sifatnya profesional, dimana disitu ada kesepakatan kontrak kerja yang tertuang dengan istilah MAHAR.

Bayaran mereka itu apa sih. Macam-macam, tergantung kontrak itu tadi. ada yang dengan 5 tetes darah golongan O/AB, seperti tuyul yang ditawarkan Ki Gendeng Pamungkas, anda bisa lihat linknya disini 

Sekilas contoh, dulu saya pernah (akan) barter dengan jin. waktu itu saya ingin membeli sebuah parfum dari alam jin, namun sang jin saat itu minta di barter dengan hati unta dan menyan arab. Tapi sayangnya transaksi itu terpaksa saya urungkan karena menurut saya harga yang dipatok jin itu terlalu mahal.

Dari sedikit cerita pribadi saya diatas, bisa kita simpulkan bahwa dalam dunia jin, fungsi hati unta dan menyan arab berbeda fungsinya jika barang-barang itu kita pergunakan di alam manusia.

Saya tidak ingin terjerumus dalam pembahasan yang melebar kemana-mana. Mari kita luruskan lagi terhadap masalah tuyul.

Lalu apa benang merah yang bisa kita tarik dari berbagi penjelasan diatas. lihat lanjutannya....

Comments
0 Comments