12 Feb 2013

Memuluskan Rhoma Memboyong Jokowi

Menurut sabda kepulan asap kemenyan, negara Indonesia akan menemui kemakmurannya pada masa kepemimpinan Satrio Piningit. Namun sebelum turunnya satrio piningit, negara harus dijompai-jampi oleh Eyang Noto Nogoro. Itulah sepenggal ramalan Joyoboyo.

Bukan sembarang peramal, Joyoboyo dikenal luas bahkan para ilmuwan menggunakan manuskripnya sebagai rujukan. Entah mahluk apa yang membisiki Joyoboyo dalam merangkai setiap bait puisi sakralnya, banyak ramalannya dianggap telah terpenuhi.

Mari kita mencoba sedikit menganalisa perpolitikan negeri kita, dengan berdasar ramalan Joyoboyo.

Engkong Sabdo Palon Noyo Genggong akan menjelma kembali dalam sosok pemimpin adil yang disebut Satrio Piningit. Tentunya bukan reingkarnasi, saya lebih cocok seandainya ini hanyalah perumpamaan sifat. yang sering dipakai oleh orang zaman dulu.

Seperti misalnya, Singa Podium disematkan pada sukarno karena kepiawaiannya dalam menyusun kata untuk membakar semangat rakyatnya. Maka, ketika ada orang yang mampu berbicara di podium seperti sukarno akan disebut titisan Sukarno.

Berarti bisa diambil kesimpulan, Sabdo Palon yang pada zamannya adalah sebutan untuk raja yang adil karena sifat-sifatnya yang bijaksana, maka Sabdo Palon kedua kurang lebih akan mempunyai sifat yang sama dengan yang pertama.

Satrio Piningit, tidak serta merta muncul, banyak tanda sebelum kemunculannya, seperti yang sudah dibisikkan oleh kitab Musasar Joyoboyo yang digubah oleh Sunan Giri ke-3.
Terlalu banyak dan membutuhkan banyak dimensi keilmuan jika kita harus mengutak-ngatik satu persatu tanda-tanda itu.

Kita akan mencoba fokus pada satu tanda saja, yaitu Eyang Noto Nogoro akan ikut memuluskan jalan untuk memboyong Satrio Piningit menduduki siggasananya.

Noto Nogoro bukan nama asli, disini terselip makna yang multi tafsir.

Yang paling populer adalah gabungan dari para presiden kita yang sudah-sudah.

No pertama dihasilkan dari SukarNo, kemudian To diambil dari SuharTO. sehingga dua pemimpin "orde" itu disatukan menjadi NOTO.

No berikutnya bisa diambil dari YudhoyoNO dan Go bisa dikaitkan dengan Gos Dur atau wakilnya yang kemudian jadi presiden karena aslinya dua-duanya ini satu masa pemerintahan, yaitu meGOwati.

Tinggal satu lagi untuk mendapat kesempurnaan. Presiden 2014 harus yang mengandung unsur Ro, hanya Ilmu Gatuk yang bisa kita pakai untuk menganalisa ramalan ini.

RO sekarang menjadi rebutan dari berbagai partai politik, entah anda menyadari atau tidak, namun ramalan diatas setidaknya menjadi bahan rujukan bagi partai untuk mengusung capres.

Golkar mencoba keberuntungan dengan Abu Rizal BakRi, double R, namun sayang R yang kedua sebetulnya hanyalah R siluman, karena jika ditulis dengan aksara jawa maka sebetulnya R kedua adalah Ko yang di "cokro" hingga menghasilkan KRO.

Gerindra, dengan Prabowo juga mencoba ikut mengamini ramalan. Begitu juga R dari Prabowo adalah sama dengan R silumannya BakRi, yaitu hasil Po yang di "cokro".

PAN ikut ambil bagian dengan mengusung Hatta Rajasa, khusus untuk Rajasa ada kesempatan yang besar, karena Ro-nya asli bukan Ri atau Ru, satu nilai plus

Tambahan nilai yang lain bagi Rajasa adalah karena beliau berbesanan dengan Yudhoyono, namun catatan primbon mengatakan bahwa SBY itu wukunya Wuku Sungsang, sehingga tidak cocok untuk besanan.

Raja Dangdut Rhoma Irama pun dengan pede mau ikut meramaikan bursa capres, Pendekar Bergitar ini mencoba keberuntungannya untuk ikut andil supaya kecipratan ramalannya Joyoboyo.

Sayangnya, meskipun pede karena menggondol double R tapi sejatinya dia lupa bahwa Rhoma bukanlah nama aslinya karena aslinya adalah Oma Irama bukan Rhoma, lagi pula RHO memakai H tidak dikenal dalam aksara jawa.

Yang menarik, ialah Demokrat, meskipun partai ini hampir roboh, toh mereka mencoba memunculkan kadernya yang masih muda, supaya lebih dikenal publik Roy Suryo diangkat jadi Menpora, padahal sebelumnya terdengar kabar bahwa ada kader demokrat yang ge-er. yaitu ROhut Sitompul.

Sekarang pilihan tinggal di tangan anda, intinya, ketika ramalan itu terpenuhi maka Satrio Piningit akan muncul, dan menurut prediksi Satrio Piningit adalah Jokowi.

Anda percaya atau tidak terserah, saya sebagai penulis hanyalah menggunakan ilmu Gatuk, yaitu ilmu yang menggatuk-nggatukkan berbagai peristiwa tanpa didasari data hanya berdasar kira-kira.

Dalam tulisan inipun saya tidak perlu meminta bisikan para Demit yang serakah. karena untuk membocorkan informasi, biasanya mereka butuh timbal balik berupa sesajen nasi pulen seukuran batok kelapa, lauknya burung gagak panggang ditambah urapan dari tujuh jenis sayuran.

Semoga tulisan ini bisa menghibur kita semua.
Comments
0 Comments