18 Jan 2011

Menuju Bangsa Kreatif (1)

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kreatif adalah (1) memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; (2) bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yg -- menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Secara sederhana bisa saya simpulkan bahwa manusia kreatif adalah manusia dengan kecerdasan yang dimilikinya mampu mendatangkan imajinasi dan merubah imajinasi itu menjadi kenyataan.

Dalam kurun waktu bangun tidur sampai tidur lagi, kebanyakan manusia sering lupa untuk memikirkan apa yang akan dia ciptakan untuk hari itu. Ketika memikirkan untuk menciptakan sesuatu saja tidak ada maka jangan harap tercipta sesuatu.

Tulisan ini sebetulnya adalah hasil dari kegundahan saya selama ini, dimana dengan mata kepala sendiri melihat begitu banyak orang kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari=hari, tak pelak pertanyaan "mengapa" selalu muncul dalam setiap jeda kesibukan saya. Hingga tanpa sengaja saya melihat tayangan video Mario Teguh yang sedang di tonton oleh seorang sahabat.


Kurang lebihnya Mario Teguh mengungkapkan jika ada pribadi yang tidak mendapatkan pekerjaan bukan berarti lapangan pekerjaan itu tidak ada, kenapa mereka tidak mendapatkan pekerjaan ?!, karena yang mereka cari adalah uang, jika yang mereka cari adalah pekerjaan maka niscaya pekerjaan itu selalu ada. Sebagai Contoh ada seorang yang sebetulnya mampu dan berkesempatan untuk kerja menjadi kuli bangunan, tetapi dia tidak mau menjadi kuli lantaran dia gengsi, masak sarjana jadi kuli.

Apa yang telah disampaikan oleh Mario Teguh menginspirasi sekaligus memotivasi saya untuk berusaha menjadi orang yang kreatif, dan saya merasa menjadi orang yang kikir jika saya tidak membagikan imajinasi saya kepada kawan-kawan yang juga mencari imajinasi untuk kreatif.

Kreatif bagi saya sangatlah mudah, jika kapasitas kita pas-pasan jangan membayangkan yang muluk-muluk dulu seperti kreatif mampu meciptakan pesawat tanpa awak atau mampu membuat rumus tandingan nuklir. Kita cukup memulai dengan yang paling sederhana tanpa harus mengurangi keinginan-kengin besar seperti itu.


Izinkan saya bercerita sedikit, sampai saat ini (mulai Januari 2010-2011) saya bekerja sebagai Cleaning Service di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Cairo. Saya tinggal dirumah yang sangat sederhana sekali, bersama satu anak dan kebetulan satu istri. Sebagai Petugas Cleaning Service tentu gaji tidaklah begitu mencukupi untuk membeli barang-barang yang sifatnya sekunder, misalnya hiasan dinding maupun hiasan-hiasan yang lain.

Seperti biasanya setiap tahun baru kalenderpun harus baru, ketika saya sedang bekerja saya menemukan kalender tahun 2009 dan 2010 yang sudah tidak terpakai dan siap dibuang, dua kalender itu menarik perhatian dan hati kecil saya merasa tidak rela untuk membuangnya ke tempat sampah. Terbersitlah dalam pikiran untuk memanfaatkan dua kalender yang sudah tidak terpakai itu sebagai hiasan.

Sebagian teman saya mungkin menganggap saya kurang kerjaan, karena hampir dalam pikiran manusia umumnya bahwa kalender yang sudah kadaluarsa tidak berguna. Benar, mungkin, namun bukan angka satu sampai tiga puluh satu yang saya manfaatkan, tetapi gambar-gambar tentang Indonesia yang ukurannya hampir setengah dari panjang setiap lembar kalender itu.

Sesampainya dirumah, saya potong gambar-gambar itu menjadi seperti foto mahal, samapai disini saya sudah kreatif satu kali. Berlanjut membuat aksesorisnya, foto ataupun gambar tidak akan terlihat "Wah" jika tidak dibingkai sedangkan uang gaji tentunya sulit untuk dibuang demi membeli bingkai, sebab anak saya masih membutuhkan popok.

Alhasil munculah imajinasi baru lagi, yaitu membuat bingkai sendiri. Kardus adalah salah satu bahan yang menjadi favorit saya untuk berkreasi, disamping harganya murah juga mudah didapat. Dalam pembuatan bingkai, Kardus mendominasi hingga sembilan puluh persen dari total prosetase bahan yang dibutuhkan, kedua adalah kertas bercorak yang kali ini saya mengambil warna coklat, fungsinya untuk menutup bahan-bahan dari kardus supaya tidak ketahuan kalau itu kardus. Yang ketiga tentunya lem perekat, saya lebih memilih lem kanji (tepung kanji yang direbus) karena harganya murah.

Untuk bagaimana cara pembuatannya mungkin akan disampaikan pada postingan yang akan segera menyusul. Setidaknya sedikit kekreatifan diatas memberikan banyak manfaat dan juga hikmah.

Manfaatnya antara lain rumah bisa ada hiasannya, hemat, mampu mengasah otak, bangga, menumbuhkan rasa percaya diri dll, juga meberikan hikmah bahwa dalam keterbatasan manusia sering muncul ide-ide kreatif. Dua rahasia kreatif telah saya sampaikan tunggu rahasia kreatif selanjutnya. (bersambung)
Comments
0 Comments