31 Aug 2010

Natuna Kepulauan Yang Membelah Malaysia

Permasalahan perbatasan dengan negara-negara tetangga Indonesia membuat saya tergerak untuk membuka kembali lembaran peta, walhasil saya tersadarkan bahwa ada kepulauan yang posisinya bisa saya sebut berada pada wilayah indonesia bagian utara dan kepulauan ini ternyata membelah negara Malaysia.

Kepulauan Natuna/Kabupaten Natuna, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau, dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat. 

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil Minyak dan Gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel.

Sejarah Kabupaten Natuna tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau, karena sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna merupakan bahagian dan Wilayah Kepulauan Riau.Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 yang disahkan pada tanggal 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad intrem Jenderal TNI Faisal Tanjung di Jakarta.

Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau, yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai, dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.

Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan, yang hingga tahun 2007 Kabupaten Natuna telah memiliki 16 Kecamatan. Dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak 75.

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter. Pada umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.

Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Juli. Curah hujan rata-rata berkisar 137,6 milimeter dengan rata-rata kelembaban udara sekitar 83,17 persen dan temperatur berkisar 27,10 celcius.

Penduduk Kabupaten Natuna tahun 2005 berjumlah 93.644 jiwa, dengan laju pertumbuhan per tahun 4,29 persen. Selanjutnya jumlah rumahtangga pada akhir tahun 2005 berjumlah 23.785 dengan jumlah penduduk 93.644 jiwa yang terdiri dari 47.945 jiwa penduduk laki-laki dan 45.699 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk per-km menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan tertinggi yaitu 124,10 jiwa per km2, diikuti oleh Kecamatan Midai 123,97 jiwa per km2.

Selain letaknya yang strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya dikaruniai serangkaian potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum sama sekali, yang meliputi: Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten Natuna. Pertanian & perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit & cengkeh Objek wisata: bahari (pantai, pulau selam), gunung, air terjun, gua, dan budidaya Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEEI) dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Namun kekayaan yang begitu besar yang dimiliki oleh kabupaten Natuna tidak menjamin daerah itu menjadi daerah yang makmur, lagi-lagi perhatian pemerintah yang sangat minim, seperti pernah di beritakan oleh Indosiar misalnya. Di bidang kesehatan, warga hanya bisa mengandalkan puskesmas, yang paling besar berada di kota Ranai.

Puskesmas ini menjadi tumpuan warga untuk berobat, namun puskesmas ini tanpa fasilitas operasi dan peralatan medis yang memadai. Akibatnya, resiko kematian menjadi dua kali lebih besar untuk kaum ibu yang melahirkan abnormal, atau mereka yang mengalami kecelakaan parah. Baru pada akhir-akhir ini rumah sakit umum daerah telah di bangun di kota Sual, Pulau Bunguran.

Minimnya transportasi juga menjadi kendala yang sangat besar mengingat daerah ini sangat membutuhkan hubungan dengan daerah yang lebih maju seperti Batam dan kepulauan Riau. Lautan yang luas juga kurang bisa di optimalkan oleh para nelayan sebab letak natuna yang terlalu jauh dari pulau2 besar Indonesia juga akibat kurangnya transportasi menjadikan mereka sulit memasarkan hasil tangkapan. Tentunya masih banyak lagi permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

Setelah membaca tulisan singkat ini mari kita mencoba sedikit merenung, Indonesia ini begitu besar dan juga kaya tapi kenapa masih sulit untuk maju, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan masyarakat sebab masyarakat membutuhkan dorongan dan pengawalan dari para pemimpin bangsa ini. Yang saya khawatirkan adalah seperti apa yang pernah dikatakan oleh bung Hatta dulu "Saya kahawatir suatu saat nanti ketika bangsa Indonesia semakin besar dan tantangan zamanpun semakin besar tapi justru bangsa ini di kuasai oleh orang-orang yang pikirannya kerdil". akhir kalam semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.

Diambil dari berbagai sumber termasuk Wikipedia dan Indosiar.com
Comments
0 Comments