2 Sept 2008

Coro

Coro itu menari sambil menggesek sungutnya
Dengan sungguh-sungguh menganggap itu biola
Lalat kecil terkekeh sambil memegang perutnya
Dan kaki depan yang selalu mengelap liurnya

Semut-semut berbaris antri
Mencoba menikmati hiburan ini
Tikuspun tak mau rugi
Memeluk biji salak lalu konsentrasi

Pemandangan seperti ini sudah biasa
Entah sudah yang kali berapa waktuku tersita
Hanya untuk sekedar menghormati
Jerih payah usaha coro menghibur diri

Di atas tumpukan baju kotor
Tergeletak sosok kucing kelaparan
Namun pantat tikus yang bergoyang
Mengikuti lantutan biola coro
Tak mampu menggugah nafsu makannya
Sore itu

Kasihan...
Sungguh kasihan
Coro tak lagi mengais nasi yang berserakan
Dari piring sisa makanan

Lalat tak lagi mencuri-curi tumisan
Semut kesulitan mencari rontokan gorengan
Tikuspun malas melangkah pada tumpukan karung
Hanya sesekali ketika mau buang kotoran

Maafkan aku tikus
Aku tak punya uang tuk sekedar
Membeli segenggam beras
Tak juga sepotong roti

Maafkan aku semut
Jika tak pernah kau dapati
Sekeping gorengan teri
Dibawah meja ini

Maafkan aku lalat
Tak usah kau mengintip
Ke balik panci
Sebab kecewa yang kan kau dapati

Maafkan aku coro
Tak ada sebutir nasi yang tercecer di meja ini
Jangan kau bermurung diri
Teruslah kau menyanyi dan menari

Maafkan aku kucing
Majikanmu tak punya uang
Yang ada hanyalah hutang
Yang tak tau kapan sanggup membayar

Pernah kau kusuruh makan tikus itu
Tapi kau bilang padaku
"aku tak tega makan tikus yang kurus aku malu"
Jadi tahan saja laparmu
Seperti aku

lintang_kemukus 11 Juli 2009
Comments
0 Comments